Cinta di Pendam Saja
Zherlina
mempunyai seorang teman sepermainan yang dari dulu tinggal se apartemen
dengan nya, sekaligus sebelah rumahnya. Namanya adalah Fhelic. Fhelic,
sebenarnya dari dahulu menyukai Zherlina, tapi Zherlina sama sekali tak
peka. Zherlina, dari kecil sangat ingin menjadi bintang sekolah. Ia
sangat mengharapkan pujian. Guru guru menari menjadikan Zherlina sebagai
anak emas atau asisten, karena Zherlina mudah belajar.
Guru
guru tak tahu saja bagaimana perjuangan Zherlina supaya menjadi bintang
sekolah. Dari dahulu, banyak yang mengutarakan cinta atau perasaan
mereka pada Zherlina. Hal itu membuat Felic bingung, padahal beberapa
keterampilan Felic yang mengajarkan. Zherlina dari dulu tak pernah suka,
namun menjadi suka karena ada saingan. Sepertinya Zherlina setara
tingkatannya dengan Fhelic. Persahabatan mereka berubah sejak SMP ini.
Persahabatan dari kecil.
Hari
ini hari valentine days. Di mana, semua anak perempuan menyatakan
cinta. Seperti biasa, Zherlina dan Felic mendapatkan banyak cokelat.
Cuma, kali ini, ada satu coklat Fhelic yang tak ada namanya. Tapi, tak
terlalu mereka pikirkanMereka sering saingan siapa peraih cokelat
terbanyak. Hari ini, ada pertarungan dance antara Zherlina dan Ayana,
teman sekelasnya yang juga pintar menari. Namun, karena Vidya
menghayati, ia lah yang menjadi pemenangnya. Pulang les, tak sengaja
rahasia Zherlina bahwa ia tak mempunyai ayah terdengar oleh Ayana. Ayana
sangat menyukai Felic. Ayana tentu saja kaget. Ini akan menjadi kartu
truf untuknya, dalam mendapatkan Felic. Seminggu pun berlalu.
Sudah
seminggu ini, Ayana tetap tak ngomong apa apa soal ayah Zherlina.
Namun, hari ini, Fhelic tak dapat lagi bersama sama Zherlina, karena
Ayana. “FheLic, kita kan seperti Rome and Juliet, napa’a kon gak
mau membalas cintaku?“ Seru Ayana. “aku tahu, kon dah tau perasaanku
‘mbek kon.Napa’a?” “Sorry ya, sudah ana sing ku sukai. Gek iku ‘duk kon.
Maaf yo” Jawab Fhelic. “Zherlina kan ? Kenapa ? kenapa kon mau pacaran ‘mbek anak haram iku? Zherlina kan
gak ‘duwe papi. Kon kok mau maune!“ “kon dah ngasih taw berita ini ke
orang orang?” “sek belum.” “lek gitu, ‘jok nyeritakne brita ni ke orang
orang. Ku ingin, semua impian Zherlina menjadi kenyataan“ “Boleh”, jawab
Ayana. “ku gak bakal ngatain ke sapapun, tapi ana syarat’e. kon harus
mau jadi pacarku.” “ kon tak beri waktu satu minggu. Kon gak usah buru
buru.”
“Darling!
Aku sudah kangen sama kamu?” seru Ayana tiba tiba. “Darling?” seisi
kelas memandangi mereka. “ memang Ayana sudah pacaran sama Fhelic?”
“yoi. Kamu kamu pada mang tak tahu perkembangan. Mulai sekarang, aku
sama Fhelic sudah pacaran.” “Pacaran? Fhelic gak ngomong apapun ke aku.
Apa ku tak berati bagi de’e. Padahal ku selalu cerita semua ma de’e.
Tapi kenpa de’e gak cerita ma aku?” seru hati Zherlina.
“Zherlina! Napa’a?” seru Fhelic seraya membalik badan Zherlina . terlihat Zherlina menangis.
“Fhelic! Kenapa kon gak cerita ‘mbek aku. Pa kon piker ku gak kaget.
Sekarang kon kok berubah? Kon..” “bukan tu, sebenarnya…” seru Fhelic
tiba tiba. Tapi, Fhelic tak melanjutkan jawabannya. “napa’a? pa alasan
yang benar?” “gak. Gak da pa pa.” “Ku gak boleh ngasih taw Zherlina,
alasan ku pacaran ma Ayana. Ku hanya ingin membahagiakan Zherlina.
Biarlah ku sakit.
Bel
telah berbunyi. Semua murid berhamburan keluar, kecuali Ayana dan
Fhelic. Mereka hendak kencan. “Fhelic, aku bingung. Pilihin ya!” seru
Ayana, namun Felic tetap diam. “kenapa sich? Padahal kita kencan pakai
baju seragam. Kan momen bagus” “soal itu, kamu pasti yang lebih tahu!” “semua yang kamu lakukan Cuma demi Zherlina kan ?
kenapa? gadis tidak punya ayah juga. Dia…”seru Ayana yang dipotong oleh
Fhelic. “kalau kamu cerita, semua orang tahu, kita tak bakal pacaran.
Pokoknya jangan sampe dia tahu.” Peringatan Fhelic. “Selalu saja
Zherlina. Lihaten saja, nanti akan ku rebut kamu. Asal kamu ada di
sisiku. Lihat saja.”
Begitulah.
Akhirnya,Fhelic terpakasa pacaran demi Zherlina. Hari ini, ada
peristiwa yang mengejutkan Zherlina. Sewaktu Zherlina belajar dance di
rumah Hitto, idolanya, Zherlina mendengar bahwa kelas nya akan
dibubarkan. Tentu saja ini membuat Zherlina sedih. Di saat seperti ini,
Zherlina biasanya mengandalkan Fhelic, namun, karena Zherlina tak ingin
mengganggu Fhelic, maka Zherlina hanya dapat ngomong ke Demma,
sahabatnya. Sebenarnya Dema sangat menyukai Fhelic. Zherlina pun tahu.
Zherlina hanya menganggap Fhelic sebagai teman sepermainan.
Akhirnya, Zherlina di
sarankan untuk menanyakan langsung kepada pelatihnya. “’kamu kenapa
tumben sekali curhat sama aku? Biasanya juga sama Fhelic. Buktinya juga
kalau kamu ngomong Cuma sama dia saja akrab pakai bahasa Surabaya ” “oh, aku hanya tak ingin mengganggu Fhelic sama Ayana, lagipula aku akrab sama Fhelic karena dia temenku dari kecil.”
“kamu
memang shock?” Tanya Ayana. “Ya, gimana ku tidak shock, dari dahulu tak
ada rahasia. Kenapa hal sepenting ini tak dia beritahukan padaku. Hanya
diam” jawab Zherlina. “betul, hanya diam tanpa berkata sepatah apapun.”
Kata Zherlina dalam hati. “kenapa tak bertingkah seperti biasanya
saja?” Tanya Ayana. “kamu tidak apa apa? Bukankah kamu suka sama
Fhelic?” “tapi dengan Fhelic, Zherlina kan sudah seperti keluarga. Kalau keluarga seharusnya mau saling mengandalkan, atau selalu bersama, itu suatu hal yang wajar kan ?”
“terimakasih
ya Demma. Ah ya, Demm, kalau mau curhat, curat saja sama aku.” “iya”
“kalau begitu aku pulang dahulu ya, terimakasih.” Zherlina pun pulang.
“temanmu sudah pulang Demma?” “Ya ma.” Demma pun masuk kedalam kamar
setelah mengantar Zherlina pulang, dan mengambil notebook
yang ada di dalam lacinya. Di dalalmnya ternyata ada foto Fhelic.
“Coklat yang waktu itu. Seharusnya ku tuliskan namaku” kata Demma di
dalam hati.
Rembulan dan bintang telah berganti dengan surya. Sekarang saatnya berangkat sekolah. “selamat pagi Lic!” seru Zherlina. “Eh…
Pagi” jawab Fhelic dengan terbata. Tampaknya Fhelic juga bingung dalam
bersikap biasa pada Zherlina. “Huh, nyata’a susah juga. Tapi ku juga
harus berusaha” Keluh Zherlina dalam hati. Zherlina pun pergi ke tempat
les. Setelah berdiskusi, ternyata Zherlina salah sangka. Bukan mau
ditutup, hanya berganti nama.” “ Oh, syukurlah!” Begitu mengetahuinya, Zherlina pun langsung mengirim pesan pada Hitto. Pasti Zherlina sangat senang.
Hari
ini, ulang tahun Fhelic. Di rumah Fhelic, Fhelic edang latihan dance
dan menyanyi. Sudah menjadi tradisi keluarga Fhelic dan Zherlina, setiap
hari ulang tahun, ada lomba atau persaingan menyanyi dan menari antara
Fhelic dan Zherlina. “Ayana mau ‘,kut juga?” saru Zherlina tiba tiba.
“gak gitu. Gini loh..” “gak ‘papa. Ku juga ngajak Demma.’nti ‘lek seru.
Lagipula kon iku kan pacar’e Ayana.”
“Zherlina
bisa pergi berdua dulu ma Fhelic? Tante mau siap siap dahulu.” “Tdak
apa apa kok tan” “tolong cari tempat yang bagus” pinta tante. “nie
kesempatan buatmu berdua’an.” Bisik tante Cayde, pada Fhelic anaknya.
Mereka berduapun pergi ke tempat bunga bunga. “Lic, mumpung nggak ‘da
orang, yoh dance.” “Boleh, tapi ‘jok nangis o yo lek kalah” “ngenyek. Ku
loh pa pernah kalau. Kon ‘ku sing kalah.” Mereka berdua pun dance. Waw,
pasangan yang mesra.
“aku
ni lemah sekali. Melihat wajah Zherlina yang tersenyum seperti itu. Aku
menari dan menyanyi supaya selalu bisa melihat wajahnya yang tertawa,
aku sudah memutuskannya, apapun ku lakukan supaya kamu tertawa.“Oi” seru
bibi Cayde. “Bibi, sini.” Akhirnya dapat tempat yang bagus. Susah
sekali di musim ini dapat tempat yang bagus. “aku paling suka musim
ini. Membuat orang berdebar debar.apakah akan ‘da yang terjadi?” seru
Zherlina dalam hati.
Hari ini, sepulang sekolah Fhelic ketemu dengan Mori. Tampaknya
Mori tak menyetujui hubungan Fhelic dengan Ayana. Sehingga, tak sengaja
Fhelic dipukul dan keseleo kakinya, sehingga tak bisa mengikuti basket.
“Maaf ya Lic, ayahku mengganggu. Apa dia tidak tahu Rome
dan Juli ya!” “Diam” “Fhelic?” “maaf Ayana, kamu pergi saja dahulu.”
“maaf ya Lic, ayahku menyusahkanmu. Meskipun berat, kita putus saja
dahulu.” “tapi rahasia Zherlina?” “Tenang, demi kamu kan kusimpan ini rapat rapat” Ayana pun pergi. Tentu saja Fhelic sangat bahagia.
Malam
ini, Zherlina memutuskan untuk menyampaikan perasaan Demma pada Fhelic.
Namun, Fhelic menyangkal. “yang ku sukai tu ko…” KRING !!! telepon dari
bibi Cayde yang berbunyi memutuskan pembicaraan Zherlina dengan Fhelic.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda