Jumat, 08 Juni 2012

Cinta di Pendam Saja


Zherlina mempunyai seorang teman sepermainan yang dari dulu tinggal se apartemen dengan nya, sekaligus sebelah rumahnya. Namanya adalah Fhelic. Fhelic, sebenarnya dari dahulu menyukai Zherlina, tapi Zherlina sama sekali tak peka. Zherlina, dari kecil sangat ingin menjadi bintang sekolah. Ia sangat mengharapkan pujian. Guru guru menari menjadikan Zherlina sebagai anak emas atau asisten, karena Zherlina mudah belajar.
Guru guru tak tahu saja bagaimana perjuangan Zherlina supaya menjadi bintang sekolah. Dari dahulu, banyak yang mengutarakan cinta atau perasaan mereka pada Zherlina. Hal itu membuat Felic bingung, padahal beberapa keterampilan Felic yang mengajarkan. Zherlina dari dulu tak pernah suka, namun menjadi suka karena ada saingan. Sepertinya Zherlina setara tingkatannya dengan Fhelic. Persahabatan mereka berubah sejak SMP ini. Persahabatan dari kecil.
Hari ini hari valentine days. Di mana, semua anak perempuan menyatakan cinta. Seperti biasa, Zherlina dan Felic mendapatkan banyak cokelat. Cuma, kali ini, ada satu coklat Fhelic yang tak ada namanya. Tapi, tak terlalu mereka pikirkanMereka sering saingan siapa peraih cokelat terbanyak. Hari ini, ada pertarungan dance antara Zherlina dan Ayana, teman sekelasnya yang juga pintar menari. Namun, karena Vidya menghayati, ia lah yang menjadi pemenangnya. Pulang les, tak sengaja rahasia Zherlina bahwa ia tak mempunyai ayah terdengar oleh Ayana. Ayana sangat menyukai Felic. Ayana tentu saja kaget. Ini akan menjadi kartu truf untuknya, dalam mendapatkan Felic. Seminggu pun berlalu.
Sudah seminggu ini, Ayana tetap tak ngomong apa apa soal ayah Zherlina. Namun, hari ini, Fhelic tak dapat lagi bersama sama Zherlina, karena Ayana. “FheLic, kita kan seperti Rome and Juliet, napa’a kon  gak mau membalas cintaku?“ Seru Ayana. “aku tahu, kon dah tau perasaanku ‘mbek kon.Napa’a?” “Sorry ya, sudah ana sing ku sukai. Gek iku ‘duk kon. Maaf yo” Jawab Fhelic. “Zherlina kan? Kenapa ? kenapa kon mau pacaran ‘mbek anak haram iku? Zherlina kan gak ‘duwe papi. Kon kok mau maune!“ “kon dah ngasih taw berita ini ke orang orang?” “sek belum.” “lek gitu, ‘jok nyeritakne brita ni ke orang orang. Ku ingin, semua impian Zherlina menjadi kenyataan“ “Boleh”, jawab Ayana. “ku gak bakal ngatain ke sapapun, tapi ana syarat’e. kon harus mau jadi pacarku.” “ kon tak beri waktu satu minggu. Kon gak usah buru buru.”
“Darling! Aku sudah kangen sama kamu?” seru Ayana tiba tiba. “Darling?” seisi kelas memandangi mereka. “ memang Ayana sudah pacaran sama Fhelic?” “yoi. Kamu kamu pada mang tak tahu perkembangan. Mulai sekarang, aku sama Fhelic sudah pacaran.” “Pacaran? Fhelic gak ngomong apapun ke aku. Apa ku tak berati bagi de’e. Padahal ku selalu cerita semua ma de’e. Tapi kenpa de’e gak cerita ma aku?” seru hati Zherlina.
“Zherlina! Napa’a?” seru Fhelic seraya membalik badan Zherlina . terlihat Zherlina  menangis. “Fhelic! Kenapa kon gak cerita ‘mbek aku. Pa kon piker ku gak kaget. Sekarang kon kok berubah? Kon..” “bukan tu, sebenarnya…” seru Fhelic tiba tiba. Tapi, Fhelic tak melanjutkan jawabannya. “napa’a? pa alasan yang benar?” “gak. Gak da pa pa.” “Ku gak boleh ngasih taw Zherlina, alasan ku pacaran ma Ayana. Ku hanya ingin membahagiakan Zherlina. Biarlah ku sakit.
Bel telah berbunyi. Semua murid berhamburan keluar, kecuali Ayana dan Fhelic. Mereka hendak kencan. “Fhelic, aku bingung. Pilihin ya!” seru Ayana, namun Felic tetap diam. “kenapa sich? Padahal kita kencan pakai baju seragam. Kan momen bagus” “soal itu, kamu pasti yang lebih tahu!” “semua yang kamu lakukan Cuma demi Zherlina kan? kenapa? gadis tidak punya ayah juga. Dia…”seru Ayana yang dipotong oleh Fhelic. “kalau kamu cerita, semua orang tahu, kita tak bakal pacaran. Pokoknya jangan sampe dia tahu.” Peringatan Fhelic. “Selalu saja Zherlina. Lihaten saja, nanti akan ku rebut kamu. Asal kamu ada di sisiku. Lihat saja.”
Begitulah. Akhirnya,Fhelic terpakasa pacaran demi Zherlina. Hari ini, ada peristiwa yang mengejutkan Zherlina. Sewaktu Zherlina belajar dance di rumah Hitto, idolanya, Zherlina mendengar bahwa kelas nya akan dibubarkan. Tentu saja ini membuat Zherlina sedih. Di saat seperti ini, Zherlina biasanya mengandalkan Fhelic, namun, karena Zherlina tak ingin mengganggu Fhelic, maka Zherlina hanya dapat ngomong ke Demma, sahabatnya. Sebenarnya Dema sangat menyukai Fhelic. Zherlina pun tahu. Zherlina hanya menganggap Fhelic sebagai teman sepermainan.
Akhirnya, Zherlina  di sarankan untuk menanyakan langsung kepada pelatihnya. “’kamu kenapa tumben sekali curhat sama aku? Biasanya juga sama Fhelic. Buktinya juga kalau kamu ngomong Cuma sama dia saja akrab pakai bahasa Surabaya” “oh, aku hanya tak ingin mengganggu Fhelic sama Ayana, lagipula aku akrab sama Fhelic karena dia temenku dari kecil.”
“kamu memang shock?” Tanya Ayana. “Ya, gimana ku tidak shock, dari dahulu tak ada rahasia. Kenapa hal sepenting ini tak dia beritahukan padaku. Hanya diam” jawab Zherlina. “betul, hanya diam tanpa berkata sepatah apapun.” Kata Zherlina dalam hati. “kenapa tak bertingkah seperti biasanya saja?” Tanya Ayana. “kamu tidak apa apa? Bukankah kamu suka sama Fhelic?” “tapi dengan Fhelic, Zherlina kan sudah seperti keluarga. Kalau keluarga seharusnya mau saling mengandalkan, atau selalu bersama, itu suatu hal yang wajar kan?”
“terimakasih ya Demma. Ah ya, Demm, kalau mau curhat, curat saja sama aku.” “iya” “kalau begitu aku pulang dahulu ya, terimakasih.” Zherlina pun pulang. “temanmu sudah pulang Demma?” “Ya ma.” Demma pun masuk kedalam kamar setelah mengantar Zherlina  pulang, dan mengambil notebook yang ada di dalam lacinya. Di dalalmnya ternyata ada foto Fhelic. “Coklat yang waktu itu. Seharusnya ku tuliskan namaku” kata Demma di dalam hati.
Rembulan dan bintang telah berganti dengan surya. Sekarang saatnya berangkat sekolah. “selamat pagi Lic!” seru Zherlina.  “Eh… Pagi” jawab Fhelic dengan terbata. Tampaknya Fhelic juga bingung dalam bersikap biasa pada Zherlina. “Huh, nyata’a susah juga. Tapi ku juga harus berusaha” Keluh Zherlina dalam hati. Zherlina pun pergi ke tempat les. Setelah berdiskusi, ternyata Zherlina salah sangka. Bukan mau ditutup, hanya berganti nama.” “ Oh, syukurlah!”  Begitu mengetahuinya, Zherlina pun langsung mengirim pesan pada Hitto. Pasti Zherlina sangat senang.
Hari ini, ulang tahun Fhelic. Di rumah Fhelic, Fhelic edang latihan dance dan menyanyi. Sudah menjadi tradisi keluarga Fhelic dan Zherlina, setiap hari ulang tahun, ada lomba atau persaingan menyanyi dan menari antara Fhelic dan Zherlina. “Ayana mau ‘,kut juga?” saru Zherlina tiba tiba. “gak gitu. Gini loh..” “gak ‘papa. Ku juga ngajak Demma.’nti ‘lek seru. Lagipula kon iku kan pacar’e Ayana.”
“Zherlina bisa pergi berdua dulu ma Fhelic? Tante mau siap siap dahulu.” “Tdak apa apa kok tan” “tolong cari tempat yang bagus” pinta tante. “nie kesempatan buatmu berdua’an.” Bisik tante Cayde, pada Fhelic anaknya. Mereka berduapun pergi ke tempat bunga bunga. “Lic, mumpung nggak ‘da orang, yoh dance.” “Boleh, tapi ‘jok nangis o yo lek kalah” “ngenyek. Ku loh pa pernah kalau. Kon ‘ku sing kalah.” Mereka berdua pun dance. Waw, pasangan yang mesra.
“aku ni lemah sekali. Melihat wajah Zherlina yang tersenyum seperti itu. Aku menari dan menyanyi supaya selalu bisa melihat wajahnya yang tertawa, aku sudah memutuskannya, apapun ku lakukan supaya kamu tertawa.“Oi” seru bibi Cayde. “Bibi, sini.” Akhirnya dapat tempat yang bagus. Susah sekali di musim ini dapat tempat yang bagus. “aku paling suka musim ini. Membuat orang berdebar debar.apakah akan ‘da yang terjadi?” seru Zherlina dalam hati.
Hari ini, sepulang sekolah Fhelic ketemu dengan Mori.  Tampaknya Mori tak menyetujui hubungan Fhelic dengan Ayana. Sehingga, tak sengaja Fhelic dipukul dan keseleo kakinya, sehingga tak bisa mengikuti basket. “Maaf ya Lic, ayahku mengganggu. Apa dia tidak tahu Rome dan Juli ya!” “Diam” “Fhelic?” “maaf Ayana, kamu pergi saja dahulu.” “maaf ya Lic, ayahku menyusahkanmu. Meskipun berat, kita putus saja dahulu.” “tapi rahasia Zherlina?” “Tenang, demi kamu kan kusimpan ini rapat rapat” Ayana pun pergi. Tentu saja Fhelic sangat bahagia.
Malam ini, Zherlina memutuskan untuk menyampaikan perasaan Demma pada Fhelic. Namun, Fhelic menyangkal. “yang ku sukai tu ko…” KRING !!! telepon dari bibi Cayde yang berbunyi memutuskan pembicaraan Zherlina dengan Fhelic.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda